Fakta tentang Tempe

Tempe adalah makanan khas Indonesia yang merupakan hasil fermentasi antara biji kedelai dengan beberapa bahan lain menggunakan beberapa jenis kapang (jamur) seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus arrhizus. Tempe rasanya lezat, harganya murah, dan mengandung banyak manfaat. Di dalam tempe terkandung karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, serta komponen anti bakteri yang bermanfaat untuk kesehatan. Tempe mudah sekali ditemukan baik di pasar tradisional ataupun di supermarket modern dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan sesuai selera. Tempe sering diremehkan karena identik dengan makanan murah. Tapi kini tempe menjadi bintang kuliner di Amerika, Jepang, dan banyak negara lain. Banyak kaum vegetarian di seluruh dunia menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Berikut beberapa fakta tentang tempe yang patut diketahui:

1. Sejarah tempe
Tempe mentah
Tempe merupakan makanan yang berasal dari Indonesia. Tidak diketahui dengan pasti kapan awal mula tempe dibuat atau ditemukan, tetapi makanan ini sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.terutama dalam budaya masyarakat Jawa. Banyak versi mengenai sejarah tempe di Indonesia. Salah satunya mengenai tempe yang pada awalnya dibuat dari kedelai hitam yang berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa yang berkembang sebelum abad ke-16. Kata tempe diduga berasal dari bahasa Jawa kuno. Yaitu dari kata tumpi yang merupakan makanan yang terbuat dari sagu berwarna putih. Tempe yang masih mentah yang berwarna putih terlihat memiliki kemiripan dengan tumpi. Sumber lain mengatakan awal pembuatan tempe adalah di era tanam paksa di Jawa. Pada masa itu masyarakat terpaksa memanfaatkan sumber pangan dari hasil bumi seperti singkong, ubi, dan kedelai. Pendapat lain mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang memproduksi koji kedelai yang difermentasikan dengan kapang Aspergillus. Teknik pembuatan tempe kemudian menyebar ke seluruh Indonesia seiring dengan bermigrasinya masyarakat Jawa ke seluruh penjuru tanah air.

2. King of Tempe di Jepang
Rustono, si Raja tempe
Tempe yang sudah diklaim sebagai makanan asli Indonesia ternyata tak hanya terkenal di negeri ini tetapi sudah mencapai mancanegara termasuk Jepang. Adalah Rustono, seorang Alumnus Akademi Perhotelan Sahid yang mulai memproduksi tempe di Jepang. Perjalanan panjangnya melalui banyak riset dan eksperimen untuk membuat tempe seperti yang biasa dinikmati di Indonesia akhirnya berbuah manis. Berawal dari skala rumahan dengan pemasaran dari pintu ke pintu, kini Rustono telah memiliki pabrik tempe yang dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi. Pabrik tempe Rustono bisa memproduksi sekitar 16.000 bungkus tempe dalam kemasan 200 gram setiap 5 hari. Untuk mendapatkan pasokan kedelai ia mengadakan kontrak kerjasama dengan petani kedelai di Nagahama, kawasan Shiga, Jepang. Konsumen dari tempe yang diproduksi pabrik milik Rustono tak hanya masyarakat Indonesia yang tinggal di Jepang dan masyarakat Jepang sendiri, tetapi juga meliputi perusahaan jasa boga, rumah makan vegetarian, toko swalayan, sekolah, hingga rumah sakit di Fukuoka, Jepang. Di Jepang tempe diperkenalkan dengan semboyan "Makanan enak belum tentu menyehatkan, makanan tidak enak bisa menyehatkan. Tetapi, makanan enak dan menyehatkan adalah tempe!". Berbagai restoran vegetarian di Jepang banyak menyajikan olahan tempe dengan sajian khas Jepang. Seperti misoshiru tempe, tempura tempe, dan yang paling terkenal adalah burger tempe.

3. Tempe bisa mengatasi sakit maag
Tempe goreng
dr Samuel Oentoro, MS, SpGK, selaku ahli gizi klinik FKUI-RSCM mengatakan tempe bisa mengatasi penyakit maag. Karena tempe mengandung protein dan senyawa anti inflamasi atau anti peradangan. Protein yang terkandung di dalam tempe bisa langsung diserap oleh tubuh tanpa harus dicerna terlebih dahulu menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, karena sudah terlebih dahulu dicerna oleh kapang atau jamur yang ada di tempe. Kapang (jamur) yang dihasilkan oleh ragi tempe bisa mengubah protein kompleks kacang kedelai karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, karbohidrat, serta lemak. Kulit kedelai yang keras menjadi lebih lembek sehingga mudah perut dicerna. Tempe juga bisa memperbaiki saluran pencernaan yang rusak serta mengatasi gangguan lambung biasanya diderita oleh penderita maag karena tempe bisa memberikan kenyamanan di lambung. Tempe bisa dimakan mentah, atau jika ingin lebih steril lebih bagus jika dikukus, direbus, atau digoreng dengan sedikit minyak. Menurut Food and Drugs Administration, Amerika Serikat setiap hari tubuh perlu mengkonsumsi 25 gram protein dari kedelai yang setara dengan 125 gram tempe.

4. Brownies tempe
Brownies tempe
Berburu oleh-oleh khas kota Malang kini lebih variatif. Brownies tempe yang awalnya tercipta karena ketidaksengajaan ini akhirnya menjadi populer dan diburu wisatawan yang berkunjung ke Malang. Brownies tempe pertama kali dibuat di dapur Bu Nur dengan memanfaatkan bahan yang tersisa untuk menarik anaknya yang enggan makan tempe. Sisa-sisa irisan tempe dan gorengan tempe yang tertinggal di penggorengan dimanfaatkan sebagai bahan dan campuran pembuatan brownies. Selain bahan-bahan brownies pada umumnya seperti mentega, telur, tepung terigu, coklat bubuk, dan coklat batang, diberikan juga bahan tambahan tepung olahan tempe serta sisa potongan dari penggorengan tempe yang membuat brownies ini berbeda dan menciptakan sensasi renyah. Selain tidak lazim, sensasi rasa tempe khas Malang ternyata menjadi penggoda untuk menyantap brownies ini.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Fakta tentang Tempe"

Posting Komentar